Jumat, 06 April 2012

Forever Love (Short Story)

Sudah lama Shinn Kazama dan Sakura Kagami saling kenal. Mereka sudah berpacaran kurang lebih 1 tahun 11 bulan dan sekitar satu minggu lagi mereka resmi berpacaran selama 2 tahun. Sungguh membanggakan dan mereka tidak menyangka bisa selama ini menjalin hubungan. Shinn merupakan seorang laki-laki yang baik, jago bermain game, menyukai bunga Sakura dan sekarang umurnya sudah 26 tahun. Sedangkan Sakura merupakan perempuan yang sedikit tomboy, dia sekarang berumur 25 tahun, berbeda satu tahun dengan Shinn. Mereka berdua –selama berpacaran– belum memberitahukan kepada orang tua mereka masing-masing kalau mereka sudah berpacaran. Saat ini Spring, dimana bunga-bunga di Jepang sedang bermekaran termasuk bunga Sakura yang indah itu. Shinn sedang duduk di sebuah bangku yang terbuat dari batu berwarna abu-abu disebuah taman sambil memegang handphone ditanganya. Disebelah bangku itu ada sebuah pohon bunga Sakura, membuat tentram dan damai ketika mendongakkan kepala apalagi disaat Spring, benar-benar menyegarkan mata. Shinn memasukkan handphone-nya kedalam saku celana kanannya. Dia mendongak, lalu tersenyum. “Bunga Sakura memang sangat indah”, pikirnya. Tak lama seorang perempuan duduk disamping Shinn, tetapi Shinn tidak menyadari kehadiran perempuan itu
‘Indah sekali ya’ kata perempuan itu. Shinn lalu menoleh ke arah datangnya suara
‘Sakura ! Sejak kapan kau disini ?’ tanya Shinn
‘Baru saja, mungkin sekitar 2 menit yang lalu’
‘Bunga Sakura memang indah’ kata Shinn yang kembali mendongak ke atas untuk melihat bunga Sakura. ‘Dan kau juga indah, Sakura’ lanjut Shinn yang menoleh ke Sakura
‘Ah.. Terima kasih. Tapi apakah aku benar-benar indah ?’ tanya Sakura sambil menundukkan kepala
‘Tentu saja. Percayalah padaku’ kata Shinn yang memegang kedua pipi Sakura
‘Terima kasih kembali, aku pasti percaya padamu’ Sakura tersenyum, lalu Shinn mengecup keningnya. Wajah Sakura memanas
‘Hmm.. Apa kita terus duduk diam dan mengobrol begini saja ?’ tanya Sakura
‘Entahlah. Kau mau kemana ?’ kata Shinn
‘Ayo kita ke Shibuya, ke patung Hachiko, kita buat janji disana’
‘Baiklah. Ayo berangkat’
Mereka berdua lalu menuju Shibuya dengan berjalan kaki, karena jarak dari taman itu cukup dekat dari Shibuya. Mereka melewati persimpangan Shibuya yang padat dan sering terjadi lautan manusia. Untung saja mereka tidak tersesat, karena menyebrang jalan melewati persimpangan Shibuya kita tidak bisa melihat jalan dengan jelas, yang ada di depan, belakang, kanan dan kiri hanyalah orang-orang yang berlalu lalang. Akhirnya mereka sampai di Patung Hachiko, mereka berdua duduk dibelakang patung Hachiko disebuah bangku panjang yang terbuat dari batu yang berwarna abu-abu. Mereka memikirkan akan membuat janji apa, akhirnya mereka memutuskan untuk membuat janji, untuk saling menyayangi sampai akhir dunia atau bisa dibilang saling menyayangi selamanya. Mereka berdua menyilangkan jari kelingking mereka, lalu mereka berpelukan, lama sekali
‘Aku ingin terus bersamamu’ kata Shinn
‘Aku pun begitu’ kata Sakura
Lalu mereka berdua menangis, mereka benar-benar saling menyayangi dan ingin menghadapi dunia ini bersama-sama sebagai pasangan yang sempurna. Mereka sudah saling mengisi satu sama lain, mengerti satu sama lain mereka benar-benar ingin terus bersama. Berhari-hari kemudian, tepat di saat mereka menjalin cinta selama 2 tahun, Shinn berniat untuk melamar Sakura. Shinn sudah menyiapkan sebuah cincin berlian yang sangat cantik dan menurutnya pas untuk dipakai di jari manis Sakura, dia membeli cincin itu dengan uangnya sendiri. Hari ini mereka bertemu di taman dimana terdapat pohon bunga Sakura di samping sebuah bangku batu. Lalu disaat mereka sudah bertemu Shinn gugup untuk melamar Sakura
‘Sakura, ada yang ingin kubicarakan denganmu’ kata Shinn
‘Apa itu Shinn ?’ tanya Sakura
‘Kita sudah lama berpacaran. Jadi…’ kata Shinn
‘Apa ? Ayo lanjutkan’ kata Sakura tidak sabar
‘Emm.. Would you.. Would you marry me ?’ kata Shinn sambil mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah berbentuk hati yang didalamnya terdapat cincin berlian itu. Sakura terdiam, menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia tidak percaya Shinn akan melamarnya disaat mereka sudah berpacaran selama 2 tahun. Shinn membuka kotak berbentuk hati itu, menunjukkan cincin berlian kepada Sakura
‘Indah sekali.. Ya, I will’ kata Sakura sambil tersenyum. Lalu Shinn mengambil cincin berlian itu dan memakaikannya ke jari manis Sakura
‘Ayo kita ke rumahmu, aku akan bilang kepada orang tua mu bahwa kita sudah berpacaran dan aku sudah melamarmu’ kata Shinn
‘Baiklah’ kata Sakura
Mereka berdua menuju ke rumah Sakura, yang dari taman itu cukup jauh, jadi mereka naik taxi untuk menuju rumah Sakura. Sesampainya disana, orang tua Sakura sangat kaget dengan kehadiran Shinn, karena baru kali ini Sakura mengajak laki-laki untuk bertamu kerumahnya. Lalu diruang tamu, Shinn menjelaskan kalau Shinn dan Sakura sudah berpacaran selama 2 tahun dan Shinn baru saja melamar Sakura. Tapi ayah Sakura tidak setuju
‘Ayah tidak setuju dengan pendapatmu ini, Sakura’ kata ayah Sakura
‘Tapi aku mencintai dia, ayah’ kata Sakura
‘Tidak bisa, ayah sudah memilih calon suamimu dan pernikahanmu akan berlangsung 2 hari lagi. Dan surat undangan pun sudah dikirim’
‘Apa ? Ayah baru memberitahuku tentang ini ? Aku tidak bisa ayah’
‘Kau harus bisa, bagaimanapun caranya kau harus ikut keputusan ayah. Jadi, maaf, untuk teman lelakimu, dia harus pergi sekarang’
‘Baiklah, aku akan pergi, Sakura. Kalau begitu, maaf’ kata Shinn sambil membungkuk
Shinn, hatinya kacau, sedih, kecewa, dan berbagai rasa bercampur aduk membuat hatinya sangat perih. Shinn bilang ke Sakura kalau cincin darinya disimpan saja untuk kenang-kenangan, Shinn pun diundang diacara pernikahan Sakura. Dia tidak percaya semua ini terjadi, dia menangis, hatinya menangis. “Sakit sekali”, katanya dalam hati. Di hari pernikahan Sakura, Shinn tidak berniat untuk datang, kalau dia datang sama saja membuat hatinya lebih hancur, Shinn memutuskan untuk pergi ke taman dimana dia waktu itu melamar Sakura. Sakura sendiri sebenarnya sudah merencanakan untuk kabur disaat hari pernikahannya dan kembali kepada Shinn, dan dia benar-benar kabur dari pernikahannya yang diadakan di sebuah gereja. Dia berlari, memutuskan untuk pergi ke taman itu, dan disana ada Shinn yang sedang melihat bunga Sakura berjatuhan dari pohonnya. Shinn mengambil satu bunga Sakura, lalu dia berniat untuk pulang kerumahnya, di saat Shinn sedang berjalan ke arah jalan raya, Sakura tiba di taman itu, dia mencari Shinn lalu dia menemukan sosok Shinn berdiri di pinggir jalan yang sedang ingin menyebrang jalan. Sakura berlari menuju Shinn, Shinn menyebrang jalan, Sakura berteriak memanggil Shinn. Akhirnya, Shinn menoleh kebelakang, dilihatnya Sakura yang mengenakan gaun panjang berwarna putih tersenyum kepadanya. Lalu tiba-tiba, Shinn merasakan dia sulit bernapas, sebuah mobil yang melaju kencang menabraknya. Shinn terjatuh dan tergeletak dijalan dengan mata tertutup, Sakura hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menangis. Lalu dia menghampiri Shinn, memegang kedua tangan Shinn dengan lembut, Sakura menemukan sebuah bunga Sakura di tangan kanan Shinn. Sakura menempelkan telinganya di dada Shinn, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan lagi. Shinn telah tiada untuk selamanya, Sakura menangis sejadi-jadinya, dia membayangkan kenangan bersama dengan Shinn dulu
‘Kau akan selalu menyayangiku kan ? Kenapa kau pergi begitu cepat ? Kenapa ?’ kata Sakura
Keesokan harinya, Sakura berada di makam Shinn membawa banyak bunga Sakura yang disimpan didalam sebuah kotak plastik berbentuk hati. “Mungkin Shinn harus pergi, tapi dia tetap menyayangiku selamanya, maafkan aku Shinn, dan terima kasih untuk semuanya termasuk cincin ini”, kata Sakura dalam hati. Lalu Sakura menunduk, air matanya jatuh banyak sekali dan membasahi bunga-bunga sakura di dalam kotak itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar