Jumat, 06 April 2012

4Ever Friends (Short Story)

Waktu itu masih bulan January, dimana anak-anak sekolah memulai semester 2 mereka. Seorang anak laki-laki berlari menuju ke sekolahnya. Dia adalah Dani, siswa kelas 3 SMP. Dia mempunyai rumah yang dekat dengan sekolah tetapi selalu terlambat. Sesampainya di kelas, dia langsung menuju tempat duduknya. Ia duduk sebangku dengan Richard. Dan di belakangnya ada sahabatnya juga yang bernama Dico, yang sebangku dengan Ary, dan dibelakangnya lagi ada Irfan, dia duduk sendirian. Mereka berlima sangat akrab satu sama lain
“Hoy, Dan, lu telat mulu ke sekolah” kata Richard
“Yah, lu kaya kaga tau aja, rumahnya, men, jauh banget ! Haha” lanjut Dico
“Yo’i, saking jauhnya dia harus jalan 50 langkah dari rumahnya. Haha” kata Ary
“Wah, lu muji apa ngeledek ? Kurang ajar lu. Hahaha” kata Dani sambil tertawa
“ Woy,woy, guru dateng” kata Irfan, lalu mereka berlima langsung menyiapkan peralatan belajar mereka.
Sepulang sekolah, seperti biasa, Dico dan Ary kabur saat piket kelas. Dani, Richard dan Irfan yang selalu kena getahnya. Selesai piket, Richard berlatih ekstrakurikuler, sedangkan Dani dan Irfan ke kantin menghampiri Dico dan Ary.
“Eh, bocah, kenapa lu pada kaga piket ?” kata Dani
“Gua males, bro” kata Dico
“Denda 5000 siah” kata Irfan
“5000 doang, Kalo 2000 baru gua piket” kata Ary
“5000 lebih mahal, koplakkk” kata Dico
“Oh iya, ya, gua lupa. Gua ga bisa bersihin, bro, mulai dari nyapu aja gua ga bisa” kata Ary
“Ah, lu mah, pantes aja muka lu dekil banyak upil. Hahaha, yaudah minggu depan lu pada piket, yo. Kita kerjain rame-rame biar seruan dikit, entar biar gua yang ngajarin kalo kaga bisa” kata Dani
“Sip dah, boss” kata Dico. Lalu mereka berempat menuju ke warnet untuk bermain game online. Sekitar 2 jam mereka main di warnet, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing. 1 minggu sudah berlalu, Dico dan Ary, ‘pun ikut piket bersama, dan setelah itu Dico dan Ary selalu ikut piket. Keesokan harinya mereka pun membuat janji, kalau yang telat datang sekolah, di beri hukuman menraktir makanan di kantin. Setelah dibuatnya janji tersebut, Dani pun kesekolah tidak pernah kesiangan lagi. Begitupun dengan Dico. Ary, Richard, dan Irfan. Keesokan harinya ada pelajaran kesenian. Tetapi, Dani, Irfan, Richard dan Ary tidak pandai menggambar. Lalu mereka melihat Dico yang sedang asyik menggambar dan ternyata gambarannya sangat bagus.
“Wah, Dic, gambaran lu bagus banget” kata Richard
“Iya, Dic, ajarin kita atuh” kata Ary
“Gambaran gua jelek, kalo mau belajar bayar 50 rebu per pelajaran” kata Dico
“ Apaan lu ! Mahal amat, 100 ribu deh gua bayar” kata Dani
“Hahaha Iyah gua bantu, tenang aja” kata Dico. Lalu Dico membantu kawan-kawanya mengambar, sehingga mereka tidak mendapatkan nilai di bawah 7,5. Setelah pelajaran kesenian, ada pelajaran PKN
“Ih, males gua pelajaran PKN mah, pusing” kata Dico
“Samiun gua juga dic, liat aja, nilai gua 6” kata Dani
“Lu masih mending 6, gua 5,5 cuy” kata Richard
“Hahaha. Kalo gua 5,75, lu berapa, fan?” kata Dico
“Emang gua nanya nilai PKN lu, dic ? Haha, gua 6,5 bray. Haha.. Ry, nilai PKN lu berapa?” tanya Irfan
“ Gua 8,5 dong cuy” kata Ary pamer
”Yang bener lo ?! Coba gua liat” kata Dico sambil mengambil buku Ary dan ternyata nilainya benar-benar 8,5
“Wah, salut gua ry. Brarti lu bisa bantuin kita ngerjain PR dong. Pusing gua kalo PKN” kata Dico
“Sip, entar gua bantu deh lu semua” kata Ary
“Thnks, yo” kata Dico, Dani, Irfan dan Richard. Lalu sepulang sekolah mereka ke rumah Dani untuk mengerjakan PR PKN bersama. 2 hari kemudian PR PKN, ‘pun dikumpulkan dan nilai mereka semua 8 ke atas, hanya Dico yang nilainya 8,0. Keesokanya lagi, ada pelajaran MTK, pelajaran yang banyak di benci oleh siswa, apalagi gurunya killer
”Aduh cabut pelajaran aja yuk?!” kata Ary
“Gila amat lu mau cabut, mau di smack down lu ?! Boleh deh. Haha” kata Dico
“Yee.. Lu mah jangan cabut atuh, kabur aja” kata Richard
“Yeee, sama aja, lu semua, mending kita ga usah ikut pelajaran aja, kita ke kantin makan” kata Irfan
“Wah kacau lu semua, sama aja itu mah. Entar gua bantu deh pelajaran MTK mah” kata Dani
”Alahh, kaya bisa aja lu, emang nilai ulangan kemarin berapa?” kata Richard
“ 9,5 dong, hehe..” kata Dani
“Wah, DEWA lu ! Sip deh ga jadi cabut, ada Dani ini !” kata Ary sedikit sewot. Lalu mereka semua sukses mengerjakan soal MTK, dengan nilai yang memuaskan. Setelah pelajaran MTK mereka bertemu dengan pelajaran olahraga dan bermain basket. Hari ini mereka ulangan bermain basket 5 vs 5. Sedangkan Dico dan Ary tidak bisa bermain basket, Dani dan Richard bisa tapi tidak jago, tetapi mereka punya Irfan yang jago bermain basket. Sehingga mereka bisa memenangkan pertandingan walau agak sulit. Setelah itu mereka ke kantin bersama dan pulang ke rumah masing-masing. 3 hari setelah itu ada pelajaran IPA, pelajaran yang lumayan rumit. Lalu mereka di beri tugas kelompok yang harus diselesaikan tanpa melihat buku. Dani, Dico dan Irfan hanya diam, tidak mengisi. Ary mengisi tapi banyak yang kosong. Sedangkan Richard sudah mengisi banyak.
“Wah, hebat amat lu, Ric, jago IPA lu ternyata” kata Dani
“Haha.. Gua gak jago kok. Cuma hoki doang dapet soal yang gua hapal kemaren” kata Richard
“Untung Richard jago IPA, kalau engga nilai IPA kita jeblok nih” kata Dico. Setelah itu mereka mendapat nilai 8. Lalu mereka bertemu dengan pelajaran IPS, pelajaran yang tidak di mengerti oleh mereka semua
“Aduh, besok ada tugas kelompok bab 6-10, pasti dapat nilai jeblok” kata Dico
“Yo’i, pusing nih gua” kata Richard
“Pasrah aja deh” kata Ary
“Eh jangan dong, berusaha dulu dong, bray” kata Irfan
“Gua punya ide nih. Kan bab yang harus di apalin 5 bab, gimana kita bagi, 1 orang 1 bab?” kata Dani
“Wah boleh juga tuh, gua bab 6 ya” kata Dico
“Siipp, gua bab 7” kata Ary “Gw bab 8” kata Irfan “Gw bab 9” kata Dani
“Nah, Gua ga ngapalin” kata Richard
“Lu juga ngapalin, poncil !!” kata Dico, Ary, Dani dan Irfan berbarengan
“Siapa poncil ? Iya-iya gua ngapalin bab 10. Haha” kata Richard. Keesokanya mereka sukses mengerjakan tugas kelompok dan dapat nilai 8,2. Setelah itu, mereka saling membantu sama lain, Dico yang handal pelajaran kesenian, Dani pelajaran MTK, Ary pelajaran PKN, Irfan pelajaran Olahraga, Richard pelajaran IPA, mereka saling berbagi ilmu satu sama lain. Lalu tiba saatnya mereka menghadapi ujian sekolah.
“Ga kerasa, ya, udah US lagi. Bentar lagi kita lulus nih” kata Dani
“Yo’i. Belajar yang bener lu-lu pada, jangan maen mulu” kata Ary sambil ketawa
“Lu juga, woy !” kata Dico
Setelah satu minggu ujian sekolah pun selesai, anak kelas 3 harus mengikuti bimbingan belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Pada saat itu, setiap hari, kelas 3 harus mengikuti bimbingan belajar. Dan akhrinya setiap hari suasana semakin tegang karna ujian nasional tinggal menghitung hari. Dani, irfan, Dico dan Ary sudah jarang bahkan hampir tidak pernah lagi main ke warnet. Biasanya mereka berlima main ke warnet hampir setiap hari, main ke warnet sudah jadi konsumsi sehari-hari. 5 hari sebelum ujian dilaksanakan, Dani, Irfan, Richard, Dico dan Ary mungkin yang terakhir kali main ke rumah Dani.
“Udah mau ujian, bray. Ckckck” kata Irfan kepada teman-temannnya
“Yo’i, gan. S’moga aja lulus dah n dapet NEM yang lumayan lah” kata Dani
“Amin. Gua kayanya pindah abis lulus” kata Dico
“Pindah k’mana bro ?” kata Dani
“Ke luar kota. Paling juga gua kesini 2 kali seminggu” kata Dico
“Gua juga pindah woooyy !” kata Ary dengan nada yang agak sedikit sewot
“Lu ngomong biasa aja, woy. Nyolot amat ngomongnya, hahaha” kata Richard
“Pindah kemana lu ? Sama kaya si Icod (Dico) ?” kata Irfan
“Kagalah, males amat bareng ama tu olang. Hahaha. Pindah ke luar kota juga gua, tapi ga tau tuh bokap yang ngatur” katna Ary
“Si olang. Jadi orang cina lu sekarang ? Hahaha” kata Dico
“Napa jadi si olang ? Hahaha. Ntar masuk Universitas yang sama yuk ? Biar bisa bareng lagi” kata Dani
“Boleh tuh” kata Irfan, Pada saat itu, mereka berlima membuat janji untuk masuk universitas yang sama, lalu bercanda dan mengobrol sebelum ujian dilaksanakan. 4 hari berlalu, besok adalah hari pertama ujian nasional, ketegangan semakin memuncak. Ujian nasional berlangsung selama empat hari, dan setelah ujian nasonal berakhir, belum bisa membuat para murid tenang karna penentuan lulus atau tidaknya akan ditentukan lama sekali. Tapi, Dani, Irfan, Dico dan Ary bisa bermain warnet lagi. Tapi mereka berlima tidak bisa ngumpul sesering mungkin karna Dico dan Ary sudah mau pindah. Satu bulan berlalu, sekarang sudah bulan Juli, mereka berlima sudah masuk SMA kelas 1. Tapi mereka berlima tidak satu sekolah lagi. Padahal mereka berlima masih ingin bersama, tapi apa boleh buat, jika takdir sudah memutuskan jalan yang terbaik bagi mereka berlima, mau diapakan lagi ? Mereka berlima juga berharap agar bisa hang out bersama lagi, mereka memang berpisah, tapi ikatan persahabatan yang terjalin selama di SMP tidak akan pernah mereka lupakan, dan kenangan itu akan selalu mereka ingat sampai kapanpun.
Hari demi hari berganti, berganti bulan dan berganti tahun. Sampai pada akhirnya mereka lulus SMA dengan nilai yang cukup memuaskan, mereka juga ingat dengan janji mereka pada waktu itu. Jadi mereka berlima mendaftar ke universitas yang waktu itu dibicarakan. Memang pada saat pendaftaran mereka tidak bertemu satu sama lain jadi mereka berlima berasumsi masing-masing bahwa yang lain tidak masuk universitas yang dijanjikan. Tetapi Dani melihat kabar di Facebook bahwa Irfan, Dico, Ary mengganti status sekolah mereka menjadi universitas yang waktu itu dijanjikan. Sedangkan Richard tidak tau kabarnya, karena Richard tidak mempunyai Facebook Lalu, saat Dani ingin mendaftar ulang di universitas tersebut, tanpa disangka Dani bertemu dengan Richard.
“ Oy, bro !! Ga nyangka gua ketemu lu disini” kata Dani
“Ha ? Siapa ya ?” kata Richard
“Ini gua Dani, si kacamata, si kacamata” kata Dani
“Wess, akhirnya kita ketemu juga, bro. Anak-anak pada masuk sini juga ?” kata Richard
“Masuk, gua kira cuma lu doang yang ga masuk. Gimana kalo lusa ngumpul di restoran PH?” kata Dani
“ Wah boleh juga tuh, yaudah entar esmees (sms) gw aja ya, gua harus balik nih” kata Richard
“Sip, entar gua sms, no hp lu masih yang dulu?” tanya Dani
“Yo” kata Richard lalu mereka pulang ke rumah masing-masing. Lusanya mereka berlima berkumpul di tempat mereka janjian. Dan pada akhirnya mereka nge-kost bareng. Setelah itu, mereka mewujudkan mimpinya masing-masing, walaupun berbeda, tapi mereka tetap menjalin hubungan persahabatan sampai kapanpun.
“Dan bersambung.. Hahaha” kata seorang ayah yang berumur 30 tahun, dan ternyata dia adalah Dani, yang sedang bercerita tentang masa lalunya kepada anak-anaknya
“Yah, ayah, lagi seru tau” kata seorang anak laki-laki
“Maaf yah, nak, ayah sudah di tunggu oleh teman ayah, besok ayah ceritakan lagi, ya ?” kata Dani
“Baiklah, yah. Ayah hati-hati, ya” kata anak itu, lalu Dani pergi keluar rumah dan berangkat ke sebuah restoran untuk mengobrol dan reuni. Di sana sudah ada 4 rekanya menunggu. Dan tidak lain adalah 4 sahabat yang sudah dianggap saudara sendiri, yaitu, Irfan, Richard, Ary, dan Dico.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar